[ Diseminasi KFR 2020 : “Bersinergi Mendorong Percepatan Pemulihan Ekonomi Kalsel”]

Kamis 06 Mei 2021, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan telah melaksanakan Diseminasi Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2020.

Kegiatan yg dikemas secara daring dalam format WEBINAR tersebut dilaksanakan untuk menyampaikan informasi dinamikan dan profil fiskal, serta tantangan dan peluang yang harus dihadapi oleh para penentu kebijakan publik di wilayah Kalimantan Selatan.

Dalam acara tersebut, Pj Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan, Bapak Dr. Safrizal ZA, M.Si. berkenan untuk membuka sekaligus memberikan keynote speech. Dalam pidato pembukanya, beliau memberikan pandangannya atas pertumbuhan ekonomi serta gambaran kondisi dan strategi fiskal Pemerintah di wilayah Kalimantan Selatan.

Adapun pemateri dalam acara tersebut meliputi :

• Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan, Bapak Sulaimansyah,

• Kepala Bidang PPA II, Bapak Giri Susilo

Yang menyampaikan konten Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2020.

Selanjutnya, pemateri yang menyampaikan Peran Strategis Fiskal Pusat dan Daerah dalam Percepatan Pemulihan Ekonomi Kalimantan Selatan, adalah:

• Ekonom regional Kalimantan Selatan, Bapak Prof. M Handry Imansyah, MAM, Ph.D.

Acara diseminasi kali ini dihadiri oleh:

1. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov Kalimantan Sleatan;

2. Kepala Perwakilan OJK Regional IX Kalimantan;

3. Kepala BPK Perwakilan Prov Kalimantan Selatan;

4. Kepala BPS Prov Kalimantan Selatan;

5. Kepala Bappeda/Barenlitbangda/Bappelitbangda se-Kalimantan Selatan;

6. Dekan FEB Univ Lambung Mangkurat;

7. Unsur pimpinan unit Eselon I vertikal Kemenkeu Kalimantan Selatan;

8. Para Sivitas Akademika.

Guru Besar FEB ULM Prof. M. Handry Imansyah, yang selalu nampak menjadi Narasumber yang mewakili sebagai Regional Economist dan dari beberapa kalimat panjang pemaparannya, juga dari beberapa narasumber yang hadir dapat disimpulkan beberapa inti dari topik yang dibahas sebagai berikut :

  • Tantangan utama dalam pelaksanaan pembangunan Kalimantan Selatan pada tahun 2020 adalah dominasi sektor pertambangan serta pembangunan infrastruktur yang belum merata, yang harus dihadapi ditengah-tengah upaya optimalisasi kapasitas fiskal dan kondisi pandemi COVID-19;
    • Kasus haroan COVID-19 di Kalimantan Selatan terus meningkat dalam dua bulan terakhir yang disebabkan Mobilitas Penduduk, Dampak Bencana Banjir, Meningkatnya jumlah testing dan tracing
    • Postur APBN Kalimantan Selatan tahun 2020 dalam posisi defisit. Realisasi pendapatan negara sebesar Rp8.971,84 miliar atau turun 15,86 persen jika dibandingkan realisasi pendapatan tahun 2019. Penurunan aktivitas pertambangan menjadi penyebab utama penurunan pendapatan perpajakan Kalimantan Selatan.
    • Kontribusi PNBP terhadap penerimaan negara/daerah kiranya dapat menjadi alternatif dalam mendorong pendapatan pemerintah. Pemanfaatan asset idle dan manajemen asset yang baik bisa menjadi sumber pendapatan baru. Diperlukan pengelola asset yang kreatif dan inovatif sehingga mampu mendorong peningkatan pemanfaat ekonomi aseet untuk menambah penerimaan.
  • Realisasi belanja APBN di Kalimantan Selatan pada tahun 2020 juga mengalami penurunan yaitu menjadi sebesar Rp25.810,43 miliar atau turun 12,42 persen dibandingkan realisasi tahun 2019. Belanja Negara sebagian besar dialihkan menjadi bantuan sosial bagi masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19.
  • APBD Kalimantan Selatan pada tahun 2020 mengalami kontraksi pendapatan daerah sebesar 9,03 persen. Kontraksi terjadi pada komponen Pendapatan Asli Daerah (-8,18 persen) dan Pendapatan Transfer (-10,42 persen). Kontraksi disebabkan perubahan pola dan aktivitas ekonomi masyarakat pada masa pandemi COVID-19 di tahun 2020
  • Implementasi Program PEN di Kalimantan Selatan efektif menopang tingkat kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan dari kejatuhan yang lebih dalam, dengan melihat bahwa: (1) Program PEN tahun 2020 dapat menahan pelemahan perekonomian Kalimantan Selatan sebesar -2,63%; (2) Program PEN tahun 2020 dapat mendongkrak daya beli masyarakat Kalimantan Selatan sebesar 4,62%; (3) Program PEN dapat menahan laju kenaikan Tingkat Pengangguran Terbuka Kalimantan Selatan sebesar 0,45% hingga berada di titik 4,74% pada Agustus 2020
  • Menjamin keberlangsungan efektivitas program PC-PEN dalam upaya pemulihan ekonomi di regional Kalimantan Selatan, perlu untuk membentuk suatu “Forum Monitoring dan Evaluasi program PC-PEN  Pusat dan Daerah” untuk bersama-sama membangun awareness para pihak terkait terhadap implementasi program PC-PEN di Kalimantan Selatan;
  • Diperlukan konsistensi kebijakan antara prioritas kesehatan dibandingkan ekonomi dalam rangka penanganan COVID-19

Banjarmasin 06 Mei 2021

UPKH FEB ULM